Bayangkan kita diberi uang dg jumlah tertentu. Tapi setiap detik
kita harus mengeluarkan uang itu. Kita bebas memilih mengeluarkan uang
itu untuk apa. Ada yg mengeluarkan uang itu untuk membeli barang yg
membahayakannya, ada yg membuang begitu saja uang itu, ada pula yg
mengeluarkan untuk barang yg bermanfaat.
Mungkin kita akan mengatakan bahwa orang yg membuang uang atau yg
membelanjakan uang mereka untuk sesuatu yg membahayakan adalah orang yg
bodoh. Sudah dikasih modal, tetapi mengapa modal itu malah dihabiskan
sia-sia bahkan dibelanjakan untuk sesuatu yg membawa petaka bagi masa
depannya.
Namun kita tak sadar bahwa usia kita jauh lebih
berharga dari sekadar uang. Usia kita adalah modal dari Allah untuk
mencari bekal yg bisa kita bawa untuk perjalanan hidup yg sangat
panjang. Setiap detik hakikatnya kita sedang melepaskan satu per satu
dari seluruh modal usia kita. Kita kadang lupa bahwa tiap detik
sebenarnya kita sedang berjalan menuju titik nol. Ajal.
Nonton
sinetron penting nggak? Nonton infotaiment penting nggak? Ngobrol ngalor
ngidul tak jelas dg temen penting gak?
Berjam-jam nonton film, dengerin musik, keliling mall, penting nggak?
Jawablah dalam hati. Lalu renungkan, bukankah begitu sering kita
memboroskan usia untuk hiburan, padahal tidak setiap saat jiwa butuh
dihibur.
Yg perlu kita tumbuhkan adalah kesadaran bahwa waktu yg
terlewat tak bisa kita ulangi lagi. Maka hargailah waktu kita. Setiap
detakan jantung, setiap hembusan napas, hakikatnya kita terus berjalan
menuju satu titik yg bernama kematian. Maka jangan ada satu detik pun
waktu kita terbuang untuk hal2 yg tak menghebatkan masa depan kita.
Mari berkompetisi dalam prestasi, dalam kebaikan, dalam kontribusi,
dalam ibadah. Semoga Allah memberkahi sisa usia kita. Semoga kita bisa
memanfaatkan usia kita untuk mengumpukan bekal sebanyak mungkin untuk
kita bawa melanjutkan perjalanan yg masih amat jauh: alam barzah, padang
mahsyar, shiratal mustaqim, hingga ke surga. Aamiin.